Teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan alat diagnostik yang menggunakan teknologi mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh. MRI menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio.
Sebagai contoh prinsip kerja dari MRI, proton yang ada di kepala pasien di tempatkan dalam medan magnet kemudian dipancarkan gelombang radio RF (Radio Frekuensi). Gelombang-gelombang tersebut diterima dan dipancarkan oleh molekul-molekul yang ada di kepala pasien sehingga bisa didapatkan sinyal-sinyal listrik yang kemudian dapat diproses dengan komputer sehingga terbentuk gambar yang jelas di monitor TV.
Peralatan MRI dapat memberikan gambar yang cukup jelas pada organ-organ tubuh manusia seperti kepala dan tulang belakang, dada, perut, pinggul dan juga gambaran pembuluh darah dalam tiga dimensi.
Prinsip kerja pesawat CAT Sinar X dengan dosis rendah dipancarkan ke kepala pasien. Dalam proses tersebut terjadi proses perlambatan Sinar X oleh jaringan-jaringan juga oleh tulang. Sinar X hasil perlambatan yang diterima oleh detektor-detektor yang dipasang di sekeliling kepala pasien dan jika sinyal tersebut diproses dengan komputer dapat diperoleh gambar yang jelas di TV monitor.
Kelebihan dari peralatan MRI dibandingkan dengan CAT ialah kemampuan MRI membedakan jaringan tubuh manusia lebih baik daripada Sinar X.
Karena kemampuannya yang luas, teknologi MRI, tidak saja digunakan untuk dunia kedokteran, tetapi juga telah digunakan dalam dunia pengeboran minyak lepas pantai dan mereka menyebutnya CSEMI ( Controlled Source Electromagnetic Imaging ). Metode ini telah digunakan sebelumnya untuk studi hidrotermal dan aktivitas gunung berapi.
Pada tahun 2000 CSEMI telah digunakan untuk mendeteksi lapisan hidro karbon yang ada di bumi dilepas pantai Afrika Barat.
Teknologi yang digunakan sebelumnya untuk mengetahui struktur geologi lapisan bumi yaitu dengan menggunakan Seismic Imaging . Prinsip kerja pengukuran Seismic yaitu mendeteksi adanya perbedaan sifat-sifat akustik pada lapisan-lapisan bumi atau struktur geologi, sedangkan pada teknologi CSEMI diukur perbedaan intensitas pancaran gelombang electromagnet yang diakibatkan oleh adanya perbedaan tahanan pada lapisan bumi yang berbeda.
Didalam eksplorasi diutamakan menemukan sifat-sifat zat cair dalam formasi struktur bumi dan ini tidak dapat dilakukan oleh metode Seismic dan bahkan pada lapisan yang mengandung gas bisa mengakibatkan kesalahan dalam pengukuran respon amplitudonya.
Gelombang-gelombang electromagnet dibangkitkan secara horisontal oleh HED ( Horizontal Electrical Dipole ). Yang digantung dengan jarak 30 meter dari dasar laut dan ditarik oleh kapal penyelidik. Daerah frekuensi kerja dari pemancar EM (HED) dari 0,01 s.d. 10 Hz, sinyal tersebut diharapkan dapat menembus dasar laut sampai kedalaman beberapa kilometer.
Sinyal-sinyal electromagnet yang dipantulkan balik setelah melewati struktur-struktur geologi bumi akan ditangkap oleh sensor penerima yaitu ( Electric Field Receivers ) yang disebarkan dengan pola tertentu dan hati-hati didasar laut.
Nama Mahasiswa : Bryan Abdullah Farras
NIM : 202132571929917
Nama Dosen : Onno W. Purbo
Nama Dosen : Onno W. Purbo
Nama Kampus : Surya University
Comments
Post a Comment